Kamis, 06 September 2012

Perjalanan Seorang Alessandro Del Piero Menjadi Legenda Hidup Yang Abadi

Alex Del Piero

Dalam pesta perayaan Scudetto Juventus di Juventus Arena kemarin, pemain pertama yang mengangkat trofi adalah sang kapten Alessandro Del Piero. Meski sepanjang musim ini lebih banyak menghuni bench, ADP -demikian para fans sering menyebutnya- masih merupakan pemimpin bagi skuad Bianconeri.

Cerita bermula ketika pada 9 November 1974 pasangan Gino dan Bruna Del Piero dikaruniai seorang putra yang diberi nama Alessandro. Sejak kecil, Alessandro sudah bercita-cita untuk menjadi pemain sepakbola profesional. Impian yang tepat karena Alessandro memiliki bakat hebat. Seperti yang dikatakannya "Saya terlahir untuk bermain sepakbola."

Pada 1988, di usia 13 tahun, bakat besar Ale dilihat oleh pemandu bakat dari Padova. Ale pun meninggalkan rumah untuk meraih mimpinya menjadi pesepakbola profesional dengan pindah ke wilayah Padova.

Perihal keputusannya itu, dia berujar "San Vedimiano hanya berjarak 77 kilometer dari Padova, tapi bagi saya rasanya sangat jauh. Namun ketika saya pikirkan lagi, saya sadar bahwa 77 kilometer itu adalah jarak yang harus saya tempuh untuk tumbuh dari anak kecil menjadi seorang lelaki dewasa,"

Debut profesional Ale di Padova pada 15 Mei 1992 dihiasi dengan sebuah gol ke gawang Messina. Sampai saat ini, itulah satu-satunya gol Ale yang tidak dicetak bersama Juventus.

Kiprah Ale di Padova membuat klub-klub besar Serie A kepincut dengan pemain muda ini. AC Milan, Fiorentina, dan Juventus. Bianconeri akhirnya yang lebih beruntung mendapatkan tanda tangan calon legenda mereka itu.

Ale mengatakan "Pada 28 Juni 1993, Saya menandatangani masa depan saya; hitam di atas putih, hitam dan putih selamanya."

Setelah memenangkan Liga Champions bersama Juventus, Ale mengatakan "Ini adalah salah satu malam yang sangat unik. Ini tak akan bisa terulang dalam hidup seseorang karena kami tak bisa lebih bahagia dari ini."

Namun segalanya tak selalu berjalan manis bagi Il Pinturicchio. Setelah kalah di final Liga Champions dari Dortmund, musim berikutnya Ale mengalami cedera parah saat membela Juve melawan Udinese. Dia mendeskripsikan cedera itu sebagai 'air mata dalam karirnya'.

Pun ketika Scudetto Juve dilucuti oleh FIGC, Ale yang sudah menjadi kapten Juventus berkata tegas "Kami tahu dunia sekitar kami sedang runtuh. Tapi kami juga tahu bahwa kami pantas merayakan kemenangan ini karena kami memeras keringat untuk menang di lapangan. Dan saya akan tegaskan lagi: Saya dan rekan-rekan saya memenangkan Scudetto itu. Kami bermain dan bertarung di lapangan."

Saat Juve terdegradasi dan para pemain bintang ramai-ramai melakukan eksodus dari Juve, Ale cuma berkata "Ikatan antara saya dengan Juventus sangat kuat. Saya mencintai klub ini lebih dari kebanyakan hal lain."

Dia tetap setia bersama Nyonya Tua yang dicintainya dan mengantarkan Juve dari jurang dalam Serie B menuju Scudetto musim ini. Kesetiaan dan kecintaan Del Piero kepada Juve akan tetap diingat oleh fans Bianconeri.


Tak terkalahkan sepanjang musim di Serie A dan berhasil merebut Scudetto, Juve memang pantas bangga. Sayang sekali cerita sedih harus mengiringi pencapaian hebat ini. Sang kapten, sang legenda, sang pembuat sejarah harus pergi di akhir musim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbelanjalah Disini